Spiritualitas di Masa Adiyuswa
Kehidupan di masa tua dalam kebudayaan tertentu sering dianggap sebagai era yang kurang bermanfaat sehingga dianggap sebelah mata dan kaum minoritas, oleh sebab itu harus ada penangan dan pendekatan yang khusus berkaitan dengan kehidupan di masa lanjut usia. Pendekatan yang bisa dilakukan untuk kehidupan Masa Adiyuswa bisa dari berbagai aspek salah satunya melalui pendekatan secara spiritual.
Pendekatan secara spiritual untuk kaun Adiyuswa bisa dengan cara berkumpul bersama sesama adiyuswa untuk beribadah, berdoa, membaca dari referensi Alkitab yang berkaitan dengan kehidupan masa tua.
Ayat Alkitab yang sering di gunakan untuk menjadi bahan acuan dalam membentuk sisi spiritual seorang adiyuswa bisa diambil dari Mazmur 71:1-24, yang dimana pada Mazmur 71:9 "Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis." sering menjadi acuan dalam hal memotivasi bagi yang sudah memasuki masa lanjut dimana ketika masa tua ada rasa ketakutan dan kecemasan dan tidak mempunyai kekuatan lagi terutama dalam hal fisik.
Ketakutan serta kecemasan karena perubahan fisik yang dialami oleh lansia sangatlah dirasakan sehingga tidak jarang orang yang sudah memasuki masa tua masih ingin terlihat muda,sehingga banyak jalan yang ditempuh seperti menjalankan operasi plastik karena ingin dilihat tetap awet muda, bahkan tak jarang sampai mengeluarkan biaya yang banyak untuk merealisasikan keinginannya untuk tetap awet muda walaupun biaya yang akan dipakai sangat banyak.
Ketika masa tua sudah mulai datang dan menghampiri, timbul rasa kecemasan yang tumbuh dari dirinya. Mungkin karena merasa sudah tidak dibutuhkan lagi dimana anak-anak yang sudah mulai bekerja dan satu persatu meninggalkan dirinya, sehingga bahwa dirinya tidak dibutuhkan oeh anak-anaknya. Permasalahan yang dihadapi oleh para lansia inilah yang dapat menimbulkan kecemasan dalam dirinya dan rasa cemas ini tidak hanya dialami oleh para lansia saja tetapi oleh Raja Daud yang dimana pada waktu itu juga merasakan kecemasan di dalam kehidupan ketika menghadapi masa tuanya. Daud merasakan bahwa semakin lama kehidupannya tidak mungkin terus menerus menjadi seorang yang tetap muda dan tetap perkasa. Namun di sini Daud pada akhirnya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Tuhan selalu beserta kepada orang-orang yang dikasihiNya. Daud mengerti bahwa Tuhan adalah tempat satu-satunya untuk bersandar ketika kecemasan itu mulai menyerang. Oleh sebab itu Raja Daud meminta dan memohon kepada Allah " Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis." Itu adalah suatu kepasrahan total yang diungkapkan Daud kepada Tuhan agar di dalam kelemahannya Tuhan senantiasa menolong dan menguatkan karena Tuhan adalah sandaran dan harapan dalam setiap kehidupannya.
Lalu bagaimana caranya sebagai seorang lansia supaya kehidupannya tidak selalu hidup dalam kecemasan?
1. Gaya hidup sehat
Kehidupan lansia yang mau mengikuti gaya hidup sehat pasti akan sangat mempengaruhi kehidupan dari pribadi seorang lansia itu sendiri. Kehidupan seorang Lansia (Adiyuswa) harus dijaga dan memperhatikan pola makan. Kehidupan dimana disaat muda bisa menikmati sate, gulai bahkan makanan yang enak-enak. Ketika sudah memasuki masa lansia semua itu harus dikurangi atau bahkan dihindari karena pola makanan yang tidak sesuai dengan kehidupan lansia akan menimbulkan kerja organ tubuh yang semakin keras, dan akan meningkatkan kerja jantung sehingga tubuh akan merasa cemas.
2. Mendengarkan musik yang bernuansa relaksasi
Ternyata dengan mendengarkan musik relaksasi dapat mencegah dan menurunkan kecemasan. Untuk menurunkan rasa kecemasan yang berada dalam diri lansia bisa juga mendengarkan musik yang bernuansa langgam jawa, karena menurut penelitian, musik langgam jawa dapat mengurangi kecemasan pada lansia terutama dalam kategori sedang dan berat.
3. Berserah dan selalu dekat kepada Tuhan
Aspek yang penting dalam kehidupan seorang Lansia adalah selalu berserah dan dekat kepada Tuhan, karena harus disadari bahwa semakin bertambahnya umur akan membuat badan jasmani yang dahulunya bisa beraktivitas dengan bebas akan terkendala dengan aktivitas yang terbatas. Keterbatasan dalam diri seorang lansia atau adiyuswa hendaknya tidak menjadi suatu halangan untuk selalu dekat dengan Tuhan karena dengan dekat dan berserah kepada Tuhan maka kecemasan dan ketakutan yang terlintas akan dihindarkan.
Lalu bagaimana caranya supaya Lansia di dalam kehidupannya agar selalu dekat dan berserah kepada Tuhan sehingga dihindarkan dari rasa cemas?
Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh Lansia (Adiyuswa) pada masa tuanya untuk bisa hidup berserah dan dekat kepada Tuhan.
1. Berdoa
Berdoa adalah hal yang utama di dalam kehidupan para lansia terutama bagi orang yang percaya, karena dengan berdoa kita dapat menyerahkan rasa segala kekhawatiran, kecemasan kita kepada Tuhan, sehingga kita senantiasa dikuatkan dalam menjalani kehidupan kita.
2. Membaca Firman Tuhan
Dengan membaca Firman Tuhan, maka kita tahu apa maksud dan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita, begitu juga janji Tuhan yang selalu senantiasa menyertai kehidupan para lansia, dimana Tuhan juga terus menerus menjaga , menolong dan menopang kehidupan para lansia yang semakin lama bertambah umur dan berkurang dalam ragawi.
3. Menghitung Berkat Tuhan
lirik tersebut adalah sepenggal lagu yang diambil dari Kidung Jemaat 439. Apa yang sering dilakukan ketika seseorang itu mengalami kecemasan dan kekhawatiran? biasa yang terjadi adalah mengeluh, menyalahkan orang lain, menyalahkan sekelilingnya, sehingga yang timbul adalah rasa jengkel yang justru itu akan menambah kecemasan di dalam diri seseorang.
Berkat Tuhan, mari hitunglah, ya ,,, itu adalah suatu cara bagi lansia jika dalam kehidupannya masih terlintas rasa cemas di dalam dirinya. Menghitung berkat Tuhan yang telah kita terima akan membuat kita melupakan kecemasan dan kekhawatiran dalam kehidupan karena kecemasan dan kekhawatiran sebenarnya tidak lebih besar dari berkat Tuhan yang melimpah dalam kehidupan kita. Mari kita hitung berkat Tuhan setiap hari dan kita akan senantiasa kagum oleh KasihNya yang begitu besar kepada kita terutama para Adiyuswa. Sehingga keimanan dan spiritualitas di masa senja bukan menjadikannya semakin redup tetapi semakin bersinar.
0 Response to "Spiritualitas di Masa Adiyuswa"
Posting Komentar